Jakarta, autonomicmaterials.com – Dua tahun lalu, seorang teman saya bernama Alya memamerkan kulitnya di Instagram Story. No filter, no makeup. Tapi kulitnya glowing parah—bukan oily, bukan makeup-an—tapi benar-benar kayak ada cahaya dari dalam. Saya langsung DM, “Kok glowing banget, sih? Kamu pakai apa?” Jawabannya simple: “Lagi konsisten skincare-an buat glass skin effect.”
Glass skin effect. Istilah yang lahir dari tren kecantikan Korea Selatan ini bukan sekadar buzzword. Ia menggambarkan kondisi kulit wajah yang super halus, kenyal, lembap maksimal, dan tampak bening seperti kaca. Bukan hanya dari luar, tapi seolah-olah ada pantulan cahaya alami dari dalam kulit.
Bukan glowy karena highlighter bukan licin karena keringat. Tapi karena kulitnya sehat—benar-benar sehat dari dalam.
Fenomena ini awalnya populer lewat K-Beauty influencer seperti Liah Yoo dan Pony, lalu makin viral berkat idol K-Pop yang tampil flawless bahkan tanpa makeup tebal. Media-media kecantikan di Indonesia pun ikut mengulas. Beberapa menyebut glass skin sebagai standar kulit ‘ideal’ ala Korea. Tapi… ideal buat siapa, dulu?
Nah, di sinilah cerita mulai jadi menarik. Karena glass skin effect itu bukan sekadar soal glowing. Ia butuh proses, konsistensi, dan—yes—pemahaman kulit kamu sendiri. Bukan meniru habis-habisan rutinitas orang lain.
Glass Skin vs Glow Biasa—Bedakan Dulu Sebelum Salah Fokus
Sebelum buru-buru belanja serangkaian skincare 10 langkah, kita harus paham: glass skin bukan sekadar glowing skin. Banyak orang salah kaprah. Kulit berminyak yang mengilap karena sebum bukan glass skin. Kulit pakai foundation dewy juga belum tentu glass skin.
Jadi, apa bedanya?
-
Glass Skin: Teksturnya halus seperti porselen, pori-pori nyaris tak terlihat, kadar air kulit seimbang, dan tone kulit merata. Glowing-nya soft, bukan mengkilap seperti cermin.
-
Glowy/Oily Skin: Biasanya terlihat mengilap di zona T, tapi tetap ada area kusam, pori besar, atau tekstur kasar.
Think of it this way: glowing bisa kamu dapat dalam semalam (pakai sheet mask, oil-based serum, atau bahkan highlighter). Tapi glass skin? Itu hasil kerja jangka panjang. Proses yang pelan tapi pasti.
Saya sempat eksperimen dua minggu hanya fokus pada hidrasi dan eksfoliasi ringan. Hasilnya? Glowing iya, tapi belum glass. Di situlah saya sadar bahwa faktor seperti pola tidur, stress, dan bahkan cara membersihkan wajah juga ikut berperan.
Glass skin bukan finish makeup. Itu kondisi kulit.
Step-by-Step Skincare Routine untuk Glass Skin yang Realistis
Kalau kamu sudah mantap mau mencoba gaya hidup glass skin, mari kita bicara soal rutinitas. Tapi tenang—nggak harus 10 step kok. Intinya adalah konsisten dengan produk yang bekerja dan cocok untuk kulit kamu.
Berikut ini urutan dasar (dan fungsional) untuk kamu yang ingin mulai journey glass skin:
1. Double Cleansing
Gunakan oil cleanser atau micellar water untuk mengangkat makeup dan sunscreen, lanjutkan dengan gentle facial wash yang tidak bikin kulit ketarik. Cleanser yang terlalu stripping justru merusak skin barrier, musuh utama glass skin.
Contoh: Cleansing balm berbahan centella asiatica + sabun muka pH seimbang.
2. Toner (Hydrating, Bukan Astringent)
Lupakan toner yang “terasa kencang” karena alkohol. Fokus pada toner yang menghidrasi dan mengembalikan kelembapan kulit. Kandungan seperti hyaluronic acid, panthenol, atau galactomyces ferment filtrate sangat direkomendasikan.
3. Essence dan Serum
Essence fungsinya mirip toner tapi lebih padat kandungan aktifnya. Serum untuk menangani masalah spesifik seperti kusam, dehidrasi, atau bekas jerawat. Gunakan serum dengan niacinamide atau vitamin C stabil untuk membantu mencerahkan.
4. Moisturizer
Kunci hidrasi ada di tahap ini. Pilih yang sesuai jenis kulitmu: gel-based untuk oily skin, cream-rich untuk dry skin. Kulit lembap = kulit glowing.
5. Sunscreen (Setiap Hari, Bahkan di Rumah)
Sunscreen bukan sekadar pelindung dari sinar UV, tapi juga menjaga struktur kolagen dan warna kulit tetap merata. Pilih SPF minimal 30 dan reapply setiap 3–4 jam kalau kamu mobile.
Tambahan (Opsional, Tapi Powerful):
-
Exfoliasi Ringan 2–3 Kali Seminggu: Gunakan BHA atau PHA. Hindari scrub kasar. Ini membantu regenerasi kulit.
-
Sleeping Mask atau Hydrating Mask 1–2 Kali Seminggu: Memberi dorongan ekstra untuk hidrasi dan elastisitas kulit.
Mindset, Mitos, dan Fakta—Jalan Menuju Kulit Sehat Itu Nggak Instan
Mari jujur: sebagian dari kita ingin hasil cepat. Pagi beli serum, malam berharap kulit langsung bening. Tapi realitanya, glass skin tidak bisa dikejar secara instan. Bahkan influencer skincare dengan kulit glowing pun mengaku butuh waktu bertahun-tahun—plus trial and error.
Ada beberapa mitos yang sering beredar:
-
“Semua orang bisa punya glass skin” → Tidak sepenuhnya benar. Setiap orang punya kondisi kulit berbeda. Kamu bisa mencapai versi terbaik dari kulitmu, tapi bukan berarti harus identik dengan standar Korea.
-
“Glass skin = kulit putih” → Salah total. Warna kulit tidak menentukan kejernihan. Kulit sawo matang pun bisa glass skin, asalkan terhidrasi, sehat, dan bercahaya.
-
“Kalau pakai produk Korea, pasti dapat hasilnya” → Produk lokal pun banyak yang bagus. Yang penting adalah kecocokan formulasi, bukan asal dari mana brand-nya.
Dan ini satu lagi yang penting: jangan terlalu stres kalau hasilnya lambat. Stres justru memicu inflamasi dan jerawat. Treat your skin with care, not pressure.
Seorang ahli dermatologi yang saya wawancarai di salah satu acara kecantikan lokal pernah bilang, “Kesehatan kulit datang dari konsistensi, bukan dari skincare mahal.” Dan itu betul. Konsistensi itulah yang membedakan antara ‘coba-coba’ dan transformasi.
Bahan Aktif dan Lifestyle yang Mendukung Glass Skin Effect
Sudah skincare-an tiap hari tapi kulit belum tampak bening? Coba cek dua hal: bahan aktif yang kamu pakai, dan gaya hidup kamu secara keseluruhan.
Bahan Aktif Favorit untuk Glass Skin:
-
Niacinamide (5–10%)
Mencerahkan, memperbaiki skin barrier, dan meratakan warna kulit. -
Hyaluronic Acid
Menghidrasi lapisan dalam dan luar kulit, bikin kulit kenyal. -
Centella Asiatica (Cica)
Anti-inflamasi dan menenangkan kulit sensitif. -
PHA (Polyhydroxy Acid)
Eksfolian lembut untuk kulit sensitif, mengangkat sel kulit mati tanpa iritasi. -
Peptide dan Ceramide
Memperbaiki struktur kulit dan menjaga elastisitas.
Lifestyle Pendukung:
-
Minum air cukup (setidaknya 2 liter/hari)
Tubuh dehidrasi akan terlihat dari kulit. -
Tidur cukup (7–8 jam sehari)
Saat tidur, kulit regenerasi secara alami. Begadang = mimpi buruk bagi skin barrier. -
Kurangi gula dan gorengan berlebihan
Diet tinggi gula bisa mempercepat aging dan memicu jerawat. -
Kelola stres dengan journaling, olahraga ringan, atau meditasi
Kulit yang tenang berasal dari pikiran yang tenang. -
Ganti sarung bantal dan handuk secara rutin
Ini detail kecil yang sering terlewat tapi dampaknya besar pada kebersihan kulit.
Penutup: Glass Skin Adalah Perjalanan, Bukan Tujuan Instan
Glass skin effect bukan tentang mengejar standar kecantikan Korea. Ini tentang memahami kulit kita sendiri, merawatnya dengan penuh kesabaran, dan mencintai prosesnya. Percayalah, tidak ada produk instan yang bisa menggantikan rutinitas yang tepat dan gaya hidup sehat.
Dan yang lebih penting: jangan bandingkan progres kulitmu dengan orang lain. Kulit sehat adalah tentang bagaimana kamu merasa nyaman di kulitmu sendiri, bukan tentang seberapa glowing kamu di kamera.
Jadi, siap mulai perjalanan glass skin kamu hari ini?
Baca Juga Artikel dari: Rahasia Totok Wajah: Cantik Alami dari Sentuhan Lembut
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Beauty